Gelombang suara memang mampu mengirimmu mendekat,
lewat frekuansi suara kau seakan berada beberapa sentimeter saja di depanku
dan tdak memerlukan waktu berjam2 untuk itu
seperti dalam beberapa detik kau datang mendekatiku
mencubit mesra kedua pipiku...
menggenggam erat kedua tanganku...
namun ketika frekuensi itu memutus suaramu..
aku sadar..kau begitu jauh
dalam hitungan detik, dirimu yang berjarak hitungan sentimeter berubah menjadi ratusan atau bahkan ribuan kilometer,...
dan jika sudah begitu
ingin rasanya ikut melebur bersama gelombang ,mengirimku seperti dia mengirim suaramu..
yah, mengirimku menuju ke tower terdekat lantas dilontarkan sekuat tenaga menuju satelit Palapa C-2 ratusan kilometer di atas sana, berputar dalam sistem pembagian wilayah yang rumit,
bergabung dengan jutaan pesan, suara, streaming gambar, dan data lainnya dari berbagai sudut muka bumi. lantas sebelum mata sempat berkedip lagi, aku sudah berada di depanmu, melihat senyummu,menatap sorot indah matamu, menuntaskan rindu yang sempat terputus oleh gelombang frekuensi...
ahh...mana mungkin???
beginilah jika sudah terlalu lelah menapaki bukit rindu yang juga tak sampai pada pncak bukit ...otak suka eror, sampai2 membayangkan sebuah tragedi yang bahkan tidak bisa djangkau oleh paradigma akal manusia, yah itu tadi membayangkan ada sebuah gelombang elektromagnetik yang bisa mengirim seorang manusia dalam hitungan detik dengan jarak ribuan kilometer....
konyol bukan??hehehhe
katamu” biarlah rindu ini kita pupuk dlu, lalu jika tahun depan kita ketemu akan aku petikkan pendar-pendar rindu yang selama ini kita rawat”
yah...lagu janjimu itu bagai sebuah mantra yang terekam jernih di memori otakku, hanya dengan mantra itu aku bisa bertahan sampai saat ini...hanya dengan mantra itu aku bisa mengatasi rasa rindu yang mungkin sudah mencapai titik klimaks ...
“aku merindukanmu” kataku, dengan rindu yang sebelumnya kubatasi agar Dia tidak cemburu
“aku lebih merindukanmu” katamu, lewat rindu yang juga sebelumnya aku batasi agar Dia tidak cemburu dan agar kita disatukan olehNya...
lewat frekuansi suara kau seakan berada beberapa sentimeter saja di depanku
dan tdak memerlukan waktu berjam2 untuk itu
seperti dalam beberapa detik kau datang mendekatiku
mencubit mesra kedua pipiku...
menggenggam erat kedua tanganku...
namun ketika frekuensi itu memutus suaramu..
aku sadar..kau begitu jauh
dalam hitungan detik, dirimu yang berjarak hitungan sentimeter berubah menjadi ratusan atau bahkan ribuan kilometer,...
dan jika sudah begitu
ingin rasanya ikut melebur bersama gelombang ,mengirimku seperti dia mengirim suaramu..
yah, mengirimku menuju ke tower terdekat lantas dilontarkan sekuat tenaga menuju satelit Palapa C-2 ratusan kilometer di atas sana, berputar dalam sistem pembagian wilayah yang rumit,
bergabung dengan jutaan pesan, suara, streaming gambar, dan data lainnya dari berbagai sudut muka bumi. lantas sebelum mata sempat berkedip lagi, aku sudah berada di depanmu, melihat senyummu,menatap sorot indah matamu, menuntaskan rindu yang sempat terputus oleh gelombang frekuensi...
ahh...mana mungkin???
beginilah jika sudah terlalu lelah menapaki bukit rindu yang juga tak sampai pada pncak bukit ...otak suka eror, sampai2 membayangkan sebuah tragedi yang bahkan tidak bisa djangkau oleh paradigma akal manusia, yah itu tadi membayangkan ada sebuah gelombang elektromagnetik yang bisa mengirim seorang manusia dalam hitungan detik dengan jarak ribuan kilometer....
konyol bukan??hehehhe
katamu” biarlah rindu ini kita pupuk dlu, lalu jika tahun depan kita ketemu akan aku petikkan pendar-pendar rindu yang selama ini kita rawat”
yah...lagu janjimu itu bagai sebuah mantra yang terekam jernih di memori otakku, hanya dengan mantra itu aku bisa bertahan sampai saat ini...hanya dengan mantra itu aku bisa mengatasi rasa rindu yang mungkin sudah mencapai titik klimaks ...
“aku merindukanmu” kataku, dengan rindu yang sebelumnya kubatasi agar Dia tidak cemburu
“aku lebih merindukanmu” katamu, lewat rindu yang juga sebelumnya aku batasi agar Dia tidak cemburu dan agar kita disatukan olehNya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar