Ya Allaaaaaah kenapa aku serapuh ini??
sungguh aku tidak kuat dengan keadaanku seperti ini...T_T
Ya Allaaaaaaah apa salahkuuuuuuuuuuu Ya Allaaaaaah???
sampai kapan Ya Allaaaah,sampai kapaaaaaaaaan??
sampai kapan aku bisa bertahan dengan keadaan ini??
sampai kapan aku harus memberhentikan tangis ini??
sampai kapan aku berhenti menyiksa diri ini??
sampai kapaaaaaaaan Ya Allaaaaaaah...??T_T
hiks hiks hiks.....:'(
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .>>>>>>
aku benciiiiiiiiiiiiiiii dengan semua ini...
lalu apa yang mesti aku lakukan sekarang Ya Raab.....
apaaaaa??aku bukan siapa2 lagi sekarang....
aku kehilangan semangatku,aku kehilangan senyumku,aku kehilangan hidupkuu....
aku kehilangan semuanya tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!aku tidak maaaaaaaaaaauu kehilangan semua itu tidak,...hiks hiks :'(
sekarang dia membenciku...
dia tak sudi lagi memandangku...
bahkan seulas senyum yang aku harapkan pun kini telah sirna...
rindu yang sering aku kobar2kan kini tak berarti apapun lagi,...
Ya Allaaaaaaaaaaaaaaaaaaah.....
sakiiit ya Allaaaah...:'(
hilangan penyakit dalam diriku ini....arjuuuuu T_T
aku tidak menemukan kelembutan itu lagi!!
dia telah hilang...dan tak akan pernah kembali lagi...hiks hiks hiks :'(
tidak akan pernah!!!
Ada salam yang kau sampaikan pada biru langit,,
"hmm,, andai aku bisa menitipkan sesederhana senyum diwajahnya”
“Tapi tetap saja aku tak bisa sesempurna mentari dimatanya, aku tak bisa sesegar air yang mengaliri disetiap sela-sela amarahnya.”
“Apakah memang begitu? Saat jauh kaki melangkah maka ada rindu disana?
kenapa tak robohkan tingginya dinding-dinding kebekuan yang harusnya semua itu bisa kita syukuri…”
Kau melangkah perlahan, menatap sudut jingga dilangit, menengadahkan tangan menampung bulir-bulir gerimis yang turun perlahan.
“Engkau memang tak memberitahuku ungkapan seperti untaian rintik hujan yang jatuh, karena sederhana yang harus berusaha kumaknai, yaa, hanya semua hal-hal sederhana yang terbaik yang selalu dilakukannya dengan setulus hati”
“apakah aku memang pantas untuk mempertanyakan pada senja, aku memang belum bisa menjadi yang terbaik untuknya?”
“hanya hatiku yang selalu mengeja doa, aku ingin menjadi yang terbaik untuknya, Ya Allah, bahagiakan dia dimanapun dan dengan siapapun.”